Langsung ke konten utama

The Fear of Living a Linear Life

halo, teman. selamat datang di bulan Desember. Bulan di mana semuanya sibuk, ada yang sibuk liburan, sibuk DWP yang line-up nya bikin larut sama euforia, sibuk bikin acara akhir tahun, dan sibuk-sibuk lainnya yang banyak menyita waktu.

kadang kesibukan tersebut membuat beberapa orang diam sejenak dan berfikir, 'hey, setahun ini saya sudah menghasilkan apa?'

itu terjadi barusan, ketika pulang dari kampus di perjalanan pulang...

thinking about past, kenapa semuanya saling berkaitan, satu sama lainnya sangat kuat. tidak ada yang sia-sia. maksudnya, selalu ada pelajaran dibalik sesuatu yang terjadi. suka mikir kenapa selalu ada sebab-akibat kemudian kesimpulannya?
kejadian yang ini berkaitan dengan yang itu lalu akhirnya begini, kemudian selesai.
nanti ada lagi ini-itu-begini-selesai yang lain. sekarang kebetulan sedang mengalami 'ini' dan gak tau kapan akan ketemu 'selesai'.

contohnya,
ada cewek dan cowok kenalan.
ini: kenalan di sosmed
itu: pdkt dan sama-sama ingin
begini: yang cewek balikan sama mantannya
selesai: pdkt-nya udahan dan kembali ke kehidupan masing-masing, si cowok jadian sama cewek yang lain.

lalu ini-itu-begini-selesai di atas berkaitan dengan ini-itu-begini-selesai yang lain.
ini: yang cowok putus.
itu: yang cewek putus.
begini: ketemu lagi di sosmed.
selesai: mereka jadian.

gak cuma itu, ini-itu-begini-selesai yang tadi ketemu lagi dengan ini-itu-begini-selesai lainnya.
ini: si cewek cemburuan
itu: si cowok gak paham kalo ceweknya cemburuan
begini: cowoknya bikin ceweknya cemburu, ceweknya gak suka.
selesai: mereka putus.

jadi, selama setahun ini story-line nya begitu. garis hidup si cewek dan si cowok seketika berpotongan lalu menjauh lagi.

...she's just lucky having Ksatria-yang-itu in her arm, then loose it for once more time.

akhirnya si cewek kembali menata kehidupannya dan seketika ada Ksatria baru yang dirasa sudah dikenal lama seumur hidupnya dalam kurun waktu yang lumayan cepat.
dia senang sekaligus khawatir, karena dia yakin; apa yang cepat datang maka akan cepat pula perginya.
semoga tidak demikian.

-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Paranoia #01

Dipertemukan dengan kalkulus rasanya seperti melihat bom waktu atau microwave. Bahkan lebih mirip seperti memegang batang bunga euphorbia. Sakit. Tapi teradiksi. Mendadak, kilatan putih menari-nari di hadapannya. Listrik yang berbentuk gumpalan rambut bercabang menari di atas kepalanya. Petir, begitu manusia menyebutnya. Inji begitu gundah, diiringi irama tubuh kerajaan awan, suara hujan mengantarnya ke dimensi lain. Dimana dimensi tersebut Ia dapat melihat tarian petir itu makin progresif. Sekali lagi, Inji mengalami halusinasi. Angka-angka di dalam modul matematikanya bergerak, berpindah keluar dari halaman buku. Awalnya mereka ramai berkerumun, kemudian membentuk barisan dan kembali lagi ke tempat masing-masing sambil menyanyikan lagu berbahasa Rusia. Mereka pikir, ini adalah medan perang. Mungkin ada benarnya. Mereka berusaha memberitahuku. Ini perang, pikirnya dalam-dalam kemudian teringat kuis dosennya yang diadakan esok pagi. "Terima kasih, kartesius." bisiknya ge...

Lightworking

Waning Gibbous. 🌓 Beberapa hari setelah full moon, saatnya mencoba meditasi ngelepasin residu buruk, divisualisasikan dengan cara dikonversi menjadi daun kering lalu dibakar, asapnya dibiarkan terbang ke langit. Hilang. Electra muncul, mukanya sedih. "Kamu mau bakar aku juga?" ujarnya pilu. Lemes. Kami diam. Kathreen datang menengahi. "Kalau kamu mau lepaskan kami, silahkan. Kami sudah dan cukup untuk kamu," "kami sudah dan cukup untuk kamu." Tegasnya. Dadaku sesak, rasanya seperti akan menangis sesenggukan. Siapa pula yang akan menjadi pelarianku nanti kalau bukan kamu, Kath? Siapa yang akan berani nonjok orang yang mencederai harga diriku kalau bukan kamu, El? Ada bayangan leluhur dan archangel sekelibat. "Ada kami." ⭐