Langsung ke konten utama

Mi alter ego: 12 okt

inji: Lagi apa sih sebenernya, kebayang gak jam setengah dua malem ada telefon gak penting, luntang lantung di kasur sampe jam 3 trus bikin soup telur itu udah kayak nyandu, sambil makan sambil nonton anime yang gak kelar kelar. Serem engga sih gratak grutuk di dini hari gini...
Electra: sepagi pas bangun badan panas, kayak udah ada pertanda, anak kost ngira gue mati.
Kathreen: as far as i know, i loved you this much in weird way. Oh, chubby cheeks ♥
Intan: ngerti sih, kalo yang namanya pocari sweat itu mengandung anion dan kation katanya, tapi ya jangan jadiin itu obat mujarab juga sih. Kenapa langit malang kalo sore gitu mendung? Kamu gak tau ya kalo malang itu dikelilingi gunung, makanya hawa nya dingin juga suka mendung mendung php. Yakali ya ada alesannya gitu, yang jelas sih lagi kangen jidaaat!! (//∇//)
Inji kepada El: ada yah manusia yang hidupnya asik dijadiin boneka tali rafia saking gak ada bagus bagusnya. Ehiyaaa, stop bullying lu gimana sih XD
El kepada inji: kasian sih, sebenernya. Tapi mau apa dikata, temen temen nya munafik gitu.. xixixi sabar aje dah!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Paranoia #01

Dipertemukan dengan kalkulus rasanya seperti melihat bom waktu atau microwave. Bahkan lebih mirip seperti memegang batang bunga euphorbia. Sakit. Tapi teradiksi. Mendadak, kilatan putih menari-nari di hadapannya. Listrik yang berbentuk gumpalan rambut bercabang menari di atas kepalanya. Petir, begitu manusia menyebutnya. Inji begitu gundah, diiringi irama tubuh kerajaan awan, suara hujan mengantarnya ke dimensi lain. Dimana dimensi tersebut Ia dapat melihat tarian petir itu makin progresif. Sekali lagi, Inji mengalami halusinasi. Angka-angka di dalam modul matematikanya bergerak, berpindah keluar dari halaman buku. Awalnya mereka ramai berkerumun, kemudian membentuk barisan dan kembali lagi ke tempat masing-masing sambil menyanyikan lagu berbahasa Rusia. Mereka pikir, ini adalah medan perang. Mungkin ada benarnya. Mereka berusaha memberitahuku. Ini perang, pikirnya dalam-dalam kemudian teringat kuis dosennya yang diadakan esok pagi. "Terima kasih, kartesius." bisiknya ge...

Lightworking

Waning Gibbous. 🌓 Beberapa hari setelah full moon, saatnya mencoba meditasi ngelepasin residu buruk, divisualisasikan dengan cara dikonversi menjadi daun kering lalu dibakar, asapnya dibiarkan terbang ke langit. Hilang. Electra muncul, mukanya sedih. "Kamu mau bakar aku juga?" ujarnya pilu. Lemes. Kami diam. Kathreen datang menengahi. "Kalau kamu mau lepaskan kami, silahkan. Kami sudah dan cukup untuk kamu," "kami sudah dan cukup untuk kamu." Tegasnya. Dadaku sesak, rasanya seperti akan menangis sesenggukan. Siapa pula yang akan menjadi pelarianku nanti kalau bukan kamu, Kath? Siapa yang akan berani nonjok orang yang mencederai harga diriku kalau bukan kamu, El? Ada bayangan leluhur dan archangel sekelibat. "Ada kami." ⭐