Gila aja lah Intan ngomong gitu songong amat, heran dah gua! apa sih maksudnya intan ngatain gua 'makhluk fiksi'? doi kaga inget ye waktu gua berusaha ngambil peran waktu doi diancem preman angkot? untung belum telat, gua tonjok duluan tuh preman kurang ajar! sewaktu pulang dari Indramayu, turun dari elp, trus lengannya dipegang-pegang cowok dekil tatoan apa ga kurang ajar? anjing banget lah pokoknya kalo diinget lagi kesel sendiri!
Dipertemukan dengan kalkulus rasanya seperti melihat bom waktu atau microwave. Bahkan lebih mirip seperti memegang batang bunga euphorbia. Sakit. Tapi teradiksi. Mendadak, kilatan putih menari-nari di hadapannya. Listrik yang berbentuk gumpalan rambut bercabang menari di atas kepalanya. Petir, begitu manusia menyebutnya. Inji begitu gundah, diiringi irama tubuh kerajaan awan, suara hujan mengantarnya ke dimensi lain. Dimana dimensi tersebut Ia dapat melihat tarian petir itu makin progresif. Sekali lagi, Inji mengalami halusinasi. Angka-angka di dalam modul matematikanya bergerak, berpindah keluar dari halaman buku. Awalnya mereka ramai berkerumun, kemudian membentuk barisan dan kembali lagi ke tempat masing-masing sambil menyanyikan lagu berbahasa Rusia. Mereka pikir, ini adalah medan perang. Mungkin ada benarnya. Mereka berusaha memberitahuku. Ini perang, pikirnya dalam-dalam kemudian teringat kuis dosennya yang diadakan esok pagi. "Terima kasih, kartesius." bisiknya ge...
Komentar