Langsung ke konten utama

Mi alter ego: 16 oct 2013

Inji: waa goblok jempol gue ketancep beling pecahan botol tjampolay
Electra: wakakak inji alay
Inji: diem lo beruang kutub
Electra: babi air
Intan : kutu kuda kalian semua diam
Inji : cih, pemborosan kata
Kathreen : seems wrong, it fell out from the bottom :/ 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Paranoia #01

Dipertemukan dengan kalkulus rasanya seperti melihat bom waktu atau microwave. Bahkan lebih mirip seperti memegang batang bunga euphorbia. Sakit. Tapi teradiksi. Mendadak, kilatan putih menari-nari di hadapannya. Listrik yang berbentuk gumpalan rambut bercabang menari di atas kepalanya. Petir, begitu manusia menyebutnya. Inji begitu gundah, diiringi irama tubuh kerajaan awan, suara hujan mengantarnya ke dimensi lain. Dimana dimensi tersebut Ia dapat melihat tarian petir itu makin progresif. Sekali lagi, Inji mengalami halusinasi. Angka-angka di dalam modul matematikanya bergerak, berpindah keluar dari halaman buku. Awalnya mereka ramai berkerumun, kemudian membentuk barisan dan kembali lagi ke tempat masing-masing sambil menyanyikan lagu berbahasa Rusia. Mereka pikir, ini adalah medan perang. Mungkin ada benarnya. Mereka berusaha memberitahuku. Ini perang, pikirnya dalam-dalam kemudian teringat kuis dosennya yang diadakan esok pagi. "Terima kasih, kartesius." bisiknya ge...

Sekarang apa?

Kita adalah sepasang luka yang saling menyembuhkan. Berjalannya waktu, kita semakin menutupi luka dengan kebahagiaan hingga akhirnya sembuh beriringan. Sekarang apa? Apa kita ingin membuat luka yang baru secara sengaja agar tetap saling menyembuhkan? Sekarang apa? Kamu datang terluka dan membuat luka yang baru lalu ingin menyembuhkan? Sekarang apa? Dengan mendengar suaramu saja bagaikan menyayat diri dengan pisau kemudian menaburi garam di atasnya. Sekarang apa?

Paranoia #2

Di bawah naungan hujan dan KFC Krushers, aku kembali bercerita... Makhluk kecil. Makhluk besar. Makhluk bertahta. Makhluk hina. Makhluk tidak ber tanduk. Makhluk tidak berekor. Sekecil apapun ukurannya. Sebesar apapun tekadnya. Sekaya apapun orangnya. Mereka berebut kekuasaan. Serupa dengan sandiwara binatang. Kaum minoritas, Tetap tertindas. Meskipun keadilan ditulis bermaterai, Percuma. Cirebon, 17 Januari 2013. Published with Blogger-droid v2.0.6